Minggu, 08 Januari 2012

Bangka Belitung dan Kebudayaannya

A. Profil Bangka Belitung















Kepulauan Bangka Belitung merupakan Provinsi yang ke-31 di Indonesia, yang terdiri dari pulau Bangka dan pulau Belitung, serta pulau-pulau kecil lainnya yang terletak di antara kedua pulau besar ini (Bangka dan Belitung). Semula, Bangka Belitung merupakan bagian dari provinsi Sumatra Selatan, namun semenjak tahun 2000 pada undang-undang nomor 27 tahun 2000, Bangka Belitung terpisah dari kepulauan Sumatra Selatan, dan berdiri sendiri membentuk sebuah provinsi. 

Alasan mengapa kepulauan Bangka Belitung memisahkan diri dari Sumatra Selatan adalah karena kepulauan Bangka belitung ingin dapat mengelola SDA yang mereka hasilkan sendiri (ex: timah, kelapa sawit, karet, dan lada). Selain itu, kepulauan Bangka Belitung sudah memiliki 6 kabupaten dan 1 kota, yang dimana hal tersebut merupakan syarat terbentuknya suatu provinsi.


B. Mayoritas Penduduk
Pada Kepulauan Bangka Belitung, Mayoritas penduduk 65% Melayu, dan 35% Tionghoa (konghuchu). Suku asli suku bangka adalah suku Lom,yaitu dimana suku ini komunitasnya sudah sangat sedikit. Suku ini biasa nya memiliki ilmu yang tinggi,sebab mereka hidup dalam misteri yang sama sekali tidak bisa di mengerti oleh penduduk sekitarnya.

Menurut isu yang beredar, terdapat sebuah misteri pada suku lom ini, yaitu apabila kita melewati rumah suku lom, setelah rumah itu kita lewati dan kita menengok ke arah belakang untuk melihatnya lagi, maka rumah-rumah tersebutpun akan hilang dengan sendirinya. jadi konon, hingga saat ini belum ada yang betul-betul mengetahui suuku lom itu sendiri seperti apa.

 C. Sistem Perekoonomian
Sistem mata pencaharian masyarakat di kepulauan Bangka Belitung adalah :
1) Petani : menghasilkan kelapa sawit, lada, karet, buah naga
2) Pertambangan : Timah, Batu Granit, Batu Satam (batu meteor)
3) Penambakan : ikan dan udang
4) Nelayan : ikan laut, cumi, kerang, lobster
5) Kehutanan : madu alam dan rotan

Batu Satam
D. Kebudayaan Bangka Belitung
a) Perang Ketupat

Acara ini diselenggarakan setiap masuk Tahun Baru Islam (1 Muharam) di Pantai Tempilang, Kabupaten Bangka Barat. Pada saat acara ini berlangsung, penduduk sekitar pantai Tempilang yang menyelenggarakan acara ini akan membuka pintu rumah sebesar-besarnya untuk menyambut tamu-tamu yang berkunjung ke desa mereka. Perang ketupat adalah acara inti dari semua prosesi dari acara hari itu. Orang-orang berkumpul di Pantai Tempilang, kemudian pada saat Meriam dinyalakan bertanda acara dimulai. Orang-orang saling melempar ketupat ke setiap orang yang mereka temui.

Dulunya, ketupat yang digunakan untuk acara ini berisi beras, namun karena banyak yang mengatakan bahwa hal tersebut termasuk hal yang menghambur-hamburkan, maka isi dari ketupat tersebut diganti dengan menggunakan pasir.

b) Kawin Massal
 
Kawin Massal juga dinamakan "Kawin Hederek" artinya menikah ramai-ramai. Menikah adalah acara yang sangat penting artinya bagi masyarakat, sehingga perlu disiapkan dengan matang.Tradisi ini biasanya diadakan setelah Hari Raya Idul Adha atau setelah panen lada, ataupun padi "behume" . saat-saat inilah waktu yang tepat menikahkan anak2 mereka atau menghkhitan.  Para pasangan pengantinpun  didominasi dengan Pakaian pengantin tradisional Bangka Belitung, “Baju Mirah”.

c) Ritual Mandi Berlimau

 Upacara adat membersihkan anggota tubuh dengan “air taubat”. Kegiatan adat yang dilakukan masyarakat dusun Limbung, Desa Jada Bahrin dan Desa Kimak, Kecamatan Merawang. Kegiatan ini dilaksanakan satu minggu sebelum datangnya bulan Suci Ramadhan.



d) Upacara adat Rebo Kasan

Upacara adat “Tolak Bala” disimbolkan dengan “ketupat lepas” dan “air wafa” yang dilaksanakan secara turun temurun oleh penduduk desa Air anyir, kecamatan Merawang. Merupakan Agenda tahunan setiap tanggal 24 Safar (hijriyah). 


E. Upacara Keagamaan
a) Nganggung

Yaitu membawa makanan dari rumah masing-masing yang di bawa ke masjid (memakai dulang atau sejenis piring besar yang dibuat dari lapisan melamin)   dan dibagikan untuk disantap beramai-ramai di waktu yang telah di tentukan. Nganggung ini diperingati pada tanggal 1 Muharram.

b) Selikur
upacara ini diadakan satu minggu sebelum hari raya Idul Fitri. selama satu minggu sampai malam takbiran, orang-orang Bangka belitung menyalakan lampu minyak di depan rumah mereka. pada hari pertama di hidupkan lampu satu buah, dan hari-hari berikutnya satu buah lagi sampai tujuh buah lampu yang mereka nyalakan.

F. Makanan Tradisional
makanan tradisional dari Bangka Belitung diantaranya adalah :

a) Lempah Kuning
adalah masakan khas dari Pulau Bangka. Bahan dasar makanan ini adalah ikan laut dan dapat juga memakai daging, yang kemudian diberi bermacam bumbu dapur seperti kunyit, bawang merah dan putih serta lebngkuas dan terasi atau belacan yang khas dari daerah Bangka.

b) Getas / Kretek
makanan yang berbahan dasar ikan dan terigu yang buat dengan berbagi bentuk yang rasanya hampir sama dengan kerupuk.

c) Rusip

Adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ikan bilis yang dicuci bersih dan diriskan secara steril, kemudian dicampur dengan garam yang komposisinya seimbang. Di samping itu ditambahkan juga air gula kabung agar aroma lebih terasa, kemudian disimpan sampai menjadi matang tanpa proses pemanasan. Adonan ini harus ditutup dengan wadah yang rapat agar tidak tercampur dengan benda asing apapun. Dahulu biasanya proses adonan ini ditempatkan dalam guci yang bermulut sempit. Suhu ruangan harus dijaga. Makanan ini dapat dimasak dulu atau dimakan langsung dengan lalapan.

d) Calok

Terbuat dari udang kecil segar yang disebut dengan udang cencalo/rebon. Udang dicuci bersih dan dicampur dengan garam sebagai pengawet agar tahan lebih lama. sangat cocok untuk teman lauk nasi hangat dengan lalapan ketimun, tomat dan sayuran segar lainnya. Calok juga enak sebagai campuran omelete telur, rasanya akan lebih gurih dan nikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar