Rabu, 04 April 2012

Ilmu Alamiah Dasar dan Bagian-bagiannya

Apa itu Ilmu Alamiah Dasar?
   Ilmu Alamiah Dasar. Awalnya saat kita masih berada di bangku SD, SMP, maupun SMA, kita sudah mendapatkan basic pengetahuan dari "ilmu alamiah dasar" ini. Misalnya saja mengenai planet, sudah kita pelajari di bangku SD pada pelajaran Biologi, dan mengenai struktur lapisan kulit bumi dan fungsinya, telah kita pelajari di bangku SMA pada pelajaran Geografi. Lalu, apa pengertian dari "ilmu alamiah dasar" itu sendiri?

   Ilmu alamiah dasar adalah ilmu yang mengkaji mengenai gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga akan terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu ini biasa juga disebut natural science. Bedanya yang kita pelajari ketika di bangku SD, SMP, maupun SMA adalah Ilmu Alamiah Dasar (IAD) menjelaskan mengenai gejala-gejala alam secara lebih filosofis dan hanya membahas mengenai konsep-konsep maupun prinsip-prinsip yang esensial saja.
Sumber : 

Perkembangan Alam Pikiran Manusia
   Manusia diciptakan oleh Tuhan sangat unik dan istimewa, hal unik dan istimewa inilah yang dapat membedakan manusia dari makhlup hidup lain. Hal tersebut adalah "pikiran". Karena dibekalinya sebuah pemikiran, kitapun juga memiliki rasa keingintahuan yang tinggi mengenai benda ataupun peristiwa yang terjadi di sekitar kita, termasuk juga tahu tentang dirinya sendiri.


   Rasa ingin tahu ini menuntut kita sebagai manusia untuk memahami dan menjelaskan mengenai gejala-gejala alam, cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan, dan lain sebagainya. karena tuntutan tersebut, kita akan mencari berbagai referensi dalam mencari jawabannya. Dengan adanya berbagai macam referensi yang kita dapat, maka akan bertambah pula pengetahuan kita atau biasa disebut dengan "mengumpulkan pengetahuan". Dengan berbagai macam pengetahuan yang kita dapat, jadilah kita sebagai Makhluk hodup ciptaan Allah yang cerdas.. (amiin).
   
   Terdapat dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yaitu Perkembangan Alam pikiran manusia sejak zaman purba hingga dewasa ini, dan perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya.


   A. Perkembangan alam pikiran manusia sejak zaman purba hingga dewasa ini
       (ZAMAN PURBA)
       1) Kehidupan Manusia Berburu dan Meramu  
           a. Zaman berburu dan meramu tingkat awal
           Zaman ini merupakan zaman paleolithikum/zaman batu tua. Pada masa ini, manusia sangat bergantung kepada alam, hidupnya masih berpindah-pindah (nomaden), belum memiliki tempat tinggal yang tetap, mengumpulkan makanannya masih dengan berburu. Pada zaman ini, manusia belum mengenal kepercayaan dan masih berpikir yang sangat sederhana. Sebagai bukti, banyak alat-alat keseharian mereka ditemukan masih merupakan alat yang sederhana dan masih kasar.
           b. Zaman berburu dan meramu tingkat lanjut
       Zaman ini terjadi pada zaman Mesolithikum/zaman batu tengah. Pada masa ini manusia sudah memiliki tempat tinggal yang tetap, hidupnya tidak lagi bergantung penuh pada alam, dan alat yang dihasilkan sudah halus dan bersifat praktis.


       2) Kehidupan Manusia Masa Bercocok Tanam
          Jenis Manusia pada zaman ini sudah mencapai tarif homo sapien penuh, yang berarti jenis manusia yang cerdas, pimikirannya sudah meningkat jauh daripada sebelumnya. Pada masa ini, manusia berusaha untuk tidak terus bergantung kepada alam, mereka mengadakan persediaan makanan yang cukup di tempat tinggal mereka agar tidak perlu mengembara lagi. Berikut yang dimaksud mengadakan persediaan makanan :
           - Mananam tumbuh-tumbuhan tertentu
           - Menyimpan atau mengawetkan makanan
           - Menjinakkan binatang (agar tidak berburu lagi)
      Manusia pada masa ini telah miliki kepercayaan terhadap roh, terutama pada roh nenek moyang. Zaman ini juga menghasilkan kebudayaan Neolithikum, Megalithikum, gerabah, dll.


       3) Kehidupan Masa Perundagian
         Dalam masa ini, manusia memiliki kemampuan baru, yaitu peleburan bijih logam dan pembuatan alat-alat dari logam (perunggu & besi). Masa ini juga manusia telah terjalin hubungan antara daerah-daerah sekitar kepulauan Indonesia, yang mendorong meningkatnya kemampuan Indonesia.


       4) Keadaan Manusia menjelang zaman Pra Sejarah 
         Masyarakat Indonesia sudah memiliki tata kehidupan yang teratur dan kebudayaan yang cukup tinggi. hal ini dapat terbukti bahwa mereka : telah pandai bercocok tanam, pandai berlayar, memiliki pengetahuan mengenai perbintangan, pandai membuat alat-alat dari logam, kehidupannya sudah menetap, keseniannya sudah berkembang, dll. 
       (ZAMAN YUNANI)
     proses perkembangan pada zaman ini masih mendasari knw how, namun lebih maju dari sebelum-sebelumnya. Di bidang pengetahuan, sikap menerima apa adanya, kini berubah, manusia lebih ingin mencari tahu kebenarannya. Oleh sebab itu, pada zaman ini banyak muncul tokoh filosofis, seperti Thales, Aristoteles, dll.   
       (ZAMAN MODERN)
     Pada awal abad ke-14, Bangsa Eropa memiliki kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan, terlebih dengan munculnya buku yang berjudul "Novum Organum" yang ditulis oleh Francis Bascon. Buku ini menjelaskan tentang landasan empiris dalam mengembangkan pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan metodenya.
     Dilihat dari segi metodelogi dan psikologi, seluruh pengetahuan tersebut didasarkan pada :
      - pengamatan serta pengalaman manusia yang terus-menerus
      - pengumpulan data yang terus-menerus dilakukan secara sistematis
      - Analisis data yang dilakukan dengan berbagai cara
      - penyusunan teori-teori dan ramalan-ramalan sehubungan dengan teori tersebut
      - percobaan untuk menguji ramalan tersebut
       Dari perkembangan zaman ini, dapat disimpulkan, bahwa ilmu pengetahuan modern memiliki suatu sistem yang di dalamnya terkandung pengoreksian diri, yang memungkinkan adanya tahap untuk menuju kebenaran dan kesempurnaan. 
Sumber : http://novinirmala.student.fkip.uns.ac.id

   B. Perkembangan Alam Pikiran Manusia Sejak Dilahirkan Sampai Akhir Hayatnya
   Alam pikiran seorang bayi yang baru lahir mengalami perkembangan yang serupa. Saat ia menjadi balita (anak kecil), ia akan memiliki rasa keingintahuan yang besar, maka dari itu tidak heran apabila seorang anak kecil banyak sekali bertanya kepada ayah dan ibunya. Seiring berjalannya waktu ia akan tumbuh besar, bertumbuh besar bukan berarti rasa keingintahuan tersebut berhenti, namun sebaliknya rasa tersebut malah semakin besar bahkan akan terus tumbuh hingga akhir hayatnya. 


   Perkembangan alam pikiran berasal dari dua sebab, yaitu dari dalam dirinya sendiri, dan lingkungan eksternalnya. Namun faktor dari dalam (internal) lebih berpengaruh mengacu keingintahuan mereka dibandingkan faktor eksternalnya.
Sumber : http://www.scribd.com 


MITOS DAN CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
   1) Membedakan antara mitos, legenda dan cerita rakyat
        - MITOS     
      Mitos adalah sebuah cerita rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau. Cerita ini dianggap benar-benar terjadi oleh para penganutnya. Mitos juga disebut "mitologi" atau biasa diartikan sebagai cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat dan konsep dongeng suci.
      Dengan demikian dapat disimpulkan mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara ghaib dan mengandung arti yang mendalam.
        - LEGENDA
        
        Legenda adalah sebuah prosa rakyat yang dianggap oleh pengikutnya sebagai kisah yang benar-benar terjadi. Namun sayang, legenda tersebut telah mengalami distorsi. jadi ceritanya sudah banyak yang bukan merupakan kisah aslinya. 
          - CERITA RAKYAT
          
           adalah sebuah sastra tulisan yang merupakan cerita pada masa lampau dan merupakan ciri khas dari setiap bangsa yang memilikikultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. (ex : timun mas, sangkuriang, dll)  
Sumber : http://ilovemygoogle.wordpress.com dan http://novaliaiqlima.blogspot.com

   2) Cara Manusia Dalam Memperoleh Ilmu Pengetahuan
   Telah kita bahas sebelumnya, bahwa karena di dalam diri kita terdapat rasa "keingintahuan" yang tinggi, akibat adanya rasa keingintahuan, maka akan timbul berbagai pertanyaan, kita selalu berusaha untuk mencari berbagai referensi untuk menjawab semua pertanyaan yang timbul dalam pikiran kita. Dengan adanya berbagai referensi tersebut, kita menjadi tahu lebih banyak dibandingkan sebelumnya. 
       Lalu, bagaimana proses manusia dalam memperoleh pengetahuan?
       Tahap pertama yang dicapai adalah Konseptualisasi. Benda nyata  seperti piring atau sendok perlu dikonseptualisasi melalui proses mental. Pengalaman atas piring dan sendok 
diabstraksi dan kemudian disatukan menjadi pengalaman mental yang tersimpan dalam otak.
         Proses ini terjadi berulang tiap manusia mendapatkan pengetahuan baru. Kemampuan konseptualisasi tidak akan sama antara  satu orang dengan yang lain. Pengetahuan akan piring dan sendok relatif mudah dipahami karena keduanya merupakan perkakas sederhana, nyata, bisa dilihat maupun diraba.
       Lantas, apakah proses ini akan menghantarkan ke arah pengetahuan yang benar?
    Jawabnya belum tentu. Sangat mungkin manusia mengalami kesalahan. Seorang astronom bisa saja salah mengartikan gelombang radio yang terdeteksi dari luar angkasa sebagai sinyal dari makhluk asing, padahal itu hanya pulsar yang dipancarkan oleh kumpulan bintang.
        Agar kesalahan bisa diminimalkan diperlukan verifikasi. Verifikasi mesti menunjukkan hasil yang konsisten dari waktu ke waktu. Jika hari ini hasilnya merah dan sebulan kemudian tetap merah, tingkat kepercayaan atas pengetahuan ini akan semakin tinggi.
Sumber : http://syafrilhernendi.com
       b. Metode Ilmiah
       Melalui metode ini, pengetahuan diperoleh dari percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data yang empiris. Percobaan-percobaan ini didasarkan pada teori-teori terlebih dahulu, sehingga di temukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan dari teori sebelumnya. 
Sumber : http://rahmiajengefrianingsih.blogspot.com


   3) Bagaimana Manusia Begitu Mudah dalam Menerima Mitos?
    Mitos merupakan sebuah cerita yang dianggap benar oleh masyarakat yang menganutnya. Lalu, mengapa begitu mudahnya mereka percaya pada cerita yang belum tentu benar?. inilah alasan mengapa manusia mudah mempercayai hal tersebut :
        a. Keterbatasan Pengetahuan     

         pada umunya manusia memperoleh informasi dari cerita orang yang mengetahui akan suatu hal. Kemudian hal ini bepindah telinga kepada manusia yang lain. yang menjadi masalah adalah kebenaran tentang informasi atau pengetahuan yang muncul dan telah menyebar tersebut.

          b. Keterbatasan Manusia dalam Menalarkan Sesuatu          

        ini dikarenakan kemampuan berpikir manusia pada saat itu masih latih. Sehingga pemikiran yan dihasilkan dapat benar dan dapat pula salah.

          c. Keingintahuan Manusia yang Telah Terpenuhi Untuk Sementara

         mengadung pengertian bahwa ketika manusia tlah mampu menalarkan sedikit hal yang ada dalam pikirannya maka disitulah letak kepuasan manusia yang diterimanya secara intuisi.

          d. Keterbatasan alat Indera Manusia

        selain beberapa hal diatas keterbatasan manusia terhadap bagaimana Ia menggunakan alat inderanay masih terbatas sehingga jangkauan yang sangat detail dalam suatu penciptaan hal yang baru masih bisa diragukan.

Sumber : http://ifsindra.wordpress.com


METODE ILMIAH
   1) Cara Memperoleh pengetahuan Ilmiah dan non-ilmiah
        Pengetahuan dapat diperoleh melalui dua pendekatan : metode non-ilmiah dan ilmiah
       a. Metode non-Ilmiah
           - Akal Sehat
           Menurut Conant yang dikutip dari Kerlinger, Akal Sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
           - Intuisi
            Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
          - Prasangka
        Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
          - Penemuan Coba-Coba
         Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama.
      Contohnya seperti seorang anak yang baru bisa jalan ingin menggapai gelas di atas meja. karena struktur tuubuhnya yang kecil, ia tidak dapat menggapai gelas tersebut meski harus melompat sekalipun, namun pada suatu saat ia mencoba menggapai gelas dengan naik ke atas kursi, dan akhirnya, ia pun bisa mengambil gelas tersebut.
          - Pikiran Kritis
        pemikiran ini biasanya di dapat oleh orang-orang yang telah menempuh jenjang pendidikan yang tinggi, sehingga dapat dipercaya oleh orang lain. Meski tidak semuanya seperti itu, terkadang pendapatnya selain melalui pemikiran yang kritis, juga didapat melalui pemikiran yang logis. 

       b. Metode Ilmiah
       Melalui metode ini, pengetahuan diperoleh dari percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data yang empiris. Percobaan-percobaan ini didasarkan pada teori-teori terlebih dahulu, sehingga di temukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan dari teori sebelumnya. 
Sumber : http://rahmiajengefrianingsih.blogspot.com


   2) Langkah Operasional Metode Ilmiah
      1) Karakterisasi (Observasi dan Pengukuran)
      Dalam proses karakterisasi, para ilmuwan mengidentfikasi sifat-sifat yang relevan dengan subjek yang diteliti. Proses ini dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi. Observasi yang dimaksud, seringkali menggunakan pengukuran serta perhitungan yang cermat.
    Proses pengukuran biasanya dilakukan di suatu tempat yang terkontrol (ex: laboratorium), atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat di manipulasi (ex : bintang atau populasi manusia). Proses pengukuran seringkali memerlukan suatu peralatan ilmiah khusus (ex : termometer, voltmeter, dll)
        Pada hasil pengukuran ilmiah, biasanya ditabulasikan dalam bentuk tabel, grafik, dll.  Hasil pengukuran pada karya ilmiah juga disertai dengan estimasi hasil pengukuran yang tidak valid, maka dari itu seringkali terjadi pengulangan pengukuran atas kuantitas yang diukur.
      2) Hipotesis
      Hipoteses adalah dugaan sementara atau prediksi tentang hasil eksperimen dalam laboratorium. Hipotesis tersebut dapat bersifat statistik ataupun probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi haruslah belum di ketahui kebenarannya. Setelah melakukan eksperimen, barulah kita dapat mengetahui benar atau tidaknya hipotesis atau prediksi yang kita lakukan.        
      3) Melakukan Eksperimen
         Eksperimen dirancang untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil eksperimen tidak pernah membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan suatu probabilitas kebenaran hipotesis tersebut.
      Pencatatan yang detail sangatlah penting untuk eksperimen, hal ini berguna untuk membantu kita membuat laporan hasil penelitian. Ada tiga jenis Variabel dalam Eksperimen :
         - Variabel Bebas : Variabel yang dapat diubah sevara bebas
         - Variabel terikat : adalah subjek yang diteliti
         - Variabel kontrol : adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap
      4) Menyimpulkan Hasil Eksperimen
      Ketidakberhasilan untuk membuat suatu hipotesis yang menarik, dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut. Ketidakberhasilan eksperimen dalam membuat suatu hal yang menarik, dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali metode eksperimen tersebut. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
          - Jangan ubah Hipotesis
          - Jangan abaikan hasil eksperimen
          - Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
          - Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab    ketidaksesuaian
          - Bila cukup waktu, lakukan eksperimen sekali lagi                

   3) Menyebutkan keterbatasan peranan metode ilmiah
       Apabila kita cermati, metode ilmiah ini memiliki kelemahan atau keterbatasan untuk bisa digunakan dalam mencari kebenaran. Dalam metodologi ilmiah harus memenuhi pernyaratan : Empiris, Obyektif, Rasional dan Sistematis.
       - Empiris 
      adalah suatu kebenaran berdasarkan pengalaman yang dapat ditangkap oleh panca indera. Tapi, sebagaimana kita ketahui, panca indera yang kita miliki tidak pernah mampu menangkap dengan tepat apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. maka apabila pengetahuan diartikan sebagai suatu pengalaman dari panca indera, tidak sepenuhnya benar
       - Obyektif
       adalah suatu kebenaran yang berdasarkan objektifitas. Dalam kenyataannya, banyak pengetahuan yang dijadikan sebagai kebenaran hanya atas berdasarkan asumsi atau dugaan sementara dari orang per orang. Jadi kebenaran tersebut sebenarnya bersifat subjektif, bukan objektif.
       - Rasional
       Kebenaran bersumber dari akal (rasio), dimana pengalaman-pengalaman hanya sebagai perangsang bagi pikiran. Kebenaran juga merupakan kesimpulan dari pengalaman-pengalaman yang telah terjadi dan menjadi pengetahuan dalam akal manusia. namun realitasnya, banyakkebenaran yang tidak masuk akal, namun diikuti oleh banyak orang dan dijadikan sebuah kebenaran. 
       - Sistematis
         Sistematis yang berarti berurutan, yakni dalam menemukan suatu kebenaran haruslah melalui proses yang berturutan. sistematis sebagai sebuah metode bisa menjadi suatu keharusan, namun tahapan yang dikerjakan secara berurutan itu belum tentu kebenaran yang hakiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar